Percaya buta menurut peri

  • 2015

Para peri mengajarkan kita bahwa memercayai secara membabi buta dapat menyebabkan kekecewaan atau kekecewaan terutama ketika kita tidak tahu cara membedakan. Kepercayaan harus selalu ditempatkan dalam situasi dengan dosis realitas. Mengandalkan chimera bisa membingungkan kita.

Tidak tahu bagaimana mengenali kebenaran atau kebohongan sampai semuanya terlambat adalah harga yang harus kita bayar untuk mempelajari pelajaran. Marilah kita menerima pelajaran dengan tenang, marilah kita bersyukur karena telah mempelajari satu hal lagi, karena menjadi lebih bijaksana hari ini daripada kemarin, meskipun pada awalnya itu menyebabkan kita kecewa atau gelisah dan melepaskan atau melepaskan apa yang harus pergi. Mari kita lakukan dengan tenang. Ini adalah cara untuk merasa lebih ringan dengan bawaan mental kita dan meluangkan waktu yang diperlukan untuk merenungkan atau mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan serupa dengan enteng. Ketidaksabaran atau tergesa-gesa sering mengarah pada kesalahan, juga terlalu banyak menyelesaikan masalah sebelum membuat keputusan. Waktu yang harus kita ambil untuk menyelesaikan suatu situasi harus seperlunya, tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak.

Kadang-kadang, ketika seseorang mengambil sesuatu dari kita, itu mengajarkan kita untuk menyerah pada itu dan seiring waktu, kita menyadari bahwa itu tidak relevan seperti yang kita berikan. Terkadang hal-hal materi tidak begitu berharga. Masing-masing dengan hati nuraninya, karena kita semua pada akhirnya menerima apa yang telah kita berikan, hukum itu tidak dapat diubah.

Tidak melakukan apa yang dijanjikan atau apa yang telah kita asuransikan dapat menarik situasi di mana ia dirugikan. Situasi-situasi ini seharusnya tidak diselesaikan dengan keluhan atau korban tetapi dengan penerimaan yang tidak terkecuali dari menghadapi keadaan, jika solusinya berada dalam jangkauan.

Hal-hal dapat dilakukan dengan sederhana, mudah, mengalir dengan saat ini. Mencoba menyulitkan semuanya membawa komplikasi besar atau ingin melakukan hal-hal terlalu baik, berusaha sebagai cara untuk memaksa situasi dalam mendukung kita atau menjadi terlalu perfeksionis berarti kita pada akhirnya menjadi salah. Tetapi keindahan adalah hal yang dapat kita pelajari untuk meningkat. Belajar untuk menyeimbangkan diri kita sendiri, mengetahui diri kita sendiri dan tidak membiarkan diri kita dikendalikan oleh emosi yang berbahaya akan menjadi alat yang akan membantu kita dengan kuat.

TEKS PENULIS DAN GAMBAR: Mar a Jes s Verd Sacases

DILIHAT DI: http://zonailuminada.blogspot.com.es/

Ilustrasi teknis: Kue lunak

Artikel Berikutnya